KITOSAN, SENYAWA YANG BERMANFAAT





Cangkang rajungan yang mengandung kitosan diolah menjadi minuman pencegah kanker
Sebagai negara maritim, perairan Indonesia banyak mengahasilkan hasil laut yang melimpah, salah satunya ialah rajungan.  Ada dua kegiatan yang dilakukan nelayan dalam mengolah rajungan. Pertama, para nelayan memisahkan antara daging dan cangkang rajungan, daging rajungan akan mereka jual. Kedua, cangkang dari rajungan langsung mereka buang tanpa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Saat Dr. Emma Rochima, SPi., M.Si dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran melakukan survei ke daerah Cirebon, disana banyak limbah rajungan yang tidak termanfaatkan. Maka saat itu Dr. Emma terbesit untuk mengolah limbah rajungan tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat, selain untuk mengatasi permasalahan limbah dan menambah penghasilan nelayan, ia juga memanfaatkan limbah tersebut menjadi minuman kesehatan.
Limbah cangkang rajungan diolah menjadi kitosan. Kitosan adalah suatu senyawa polikationik bermuatan positif yang terdiri dari gugus asetil glukosa dan gugus tamin. Rantai gula yang bisa mengikat muatan-muatan negatif, sehingga muatan-muatan negatif tersebut bisa diikat dan akhirnya melemah.
“Sebetulnya kitosan bukan hanya dari rajungan tetapi ada juga pada udang, jamur, dan lain-lain,” ujarnya.
Kitosan bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang yaitu untuk bidang kedokteran yang bermanfaat sebagai penyalut lukaatau menjadi benang jahit dalam, bidang pertanian bermanfaat sebagai biopestisida, pengawetan ikan fillet agar tetap segar, suplemen diet, penurun lemak, penjernih air karena kitosan bisa mengikat logam-logam, bisa menjadi daya imunitas seseorang,
Pendidikan yang Dr. Emma jalani berada di bidang ilmu pangan sehingga limbah cangkang rajungan yang diteliti bisa ia aplikasikan pada makanan. Karena selama ini kitosan biasa digunakan pada bidang kedokteran dan pertanian.
“Saya membuat kitosan dalam bentuk minuman agar seseorang yang mengkonsumsinya tidak merasa sedang meminum obat. Minuman tersebut berfungsi untuk mecegah penyakin kanker payudara,” ungkapnya
Kemudian Dr. Emma melakukan uji coba in vitro dan in vivo  minuman pada tikus, ketika seekor tikus diberi minuman kitosan, ternyata tikus tersebut memiliki volume kanker yang lebih kecil.
“Melihat penelitian itu, akan memiliki prospek yang bagus dikemudian hari.” Ungkap perempuan berkerudung ini.
Saat ini Dr. Emma tengah membuat ukuran kitosan menjadi lebih kecil atau disebut ukuran nano,sebelumnya kitosan tersebut berukuran makro. Ada macam-macam bentuk dari kitosan yaitu  tepung, plek, dan  teh, lembaran.
Cara mengolah kitosan menjadi minuman adalah dengan membuat formulasi kemudian kitosannya dibuat menjadi jelly kemudian dimasukan kedalam formulasi teh, vitamin c, dan lain-lain. Banyaknya kitosan dalam cangkang rajungan sekitar 30%. Misalnya cangkang rajungan seberat 1 kg maka kitosan yang didapat sekitar 300 gram.
cara mengonsumsi minuman kesehatan tersebut janganlah terlalu banyak karena kitosan meresap atau mengikat muatan-muatan yang negatif dalam tubuh, ketika seseorang meminum kitosan terlalu banyak, bukannya sehat malahan zat-zat yang lain juga bisa terikat oleh kitosannya.
“Jangan minum lebih dari 250 ml/ hari” singkatnya.
Namun, minuman kesehatan tersebut belum dipasarkan, masih di dalam tahapan uji laboratorium. Sehingga Dr. Emma akan megadakan uji konsumen, efek yang dirasakan pada manusia tidak langsung terasa berbeda halnya dengan yang terjadi pada tikus. Pada tikus langsung terlihat efeknya tetapi jika pada manusia membutuhkan waktu yang cukup lama, juga tergantung pada tubuh seseorang, reaksinya ada yang cepat dan lambat.
Berbagai kendalanya yang dihadapi oleh Dr. Emma yaitu pengolahan menjadi kitosan membutuhkan instalasi yang cukup lengkap, pengelolaan air limbahnya, jadi terkadang dari mulai cangkang basah, kering, membuat kitosan membutuhkan waktu yang panjang. Pengolahan cangkang menjadi kitosan tidak meninggalkan limbah (Zero waste)  karena buangan dari proses-proses menjadi kitosan dimanfaatkan kembali menjadi hal yang berguna kembali
Penelitiannya dilakukan kerja sama dengan Dikti, nelayan di Cirebon, Pusat Penelitian Nano Teknologi, ke depannya akan bekerjasama dengan industri.
Dengan adanya penelitan ini diharapkan bisa menjadi bagian dari menyehatkan masyarakat, mencari solusi permasalahan dengan minuman anti-kanker,
“Siapa tau orang-orang yang memiliki penyakit kanker payudara bisa sembuh dengan mengkonsumsi minuman ini,” ujarnya.
Raudiya Nurfadilah Hayati

Komentar