Adanya
museum ini adalah untuk pembinaan sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta
pembinaan sejarah mengenai perjuangan rakyat Jawa Barat
Bagi
orang yang bukan asli orang Bandung, ini kali pertama saya mengunjungi Museum
Mandala Wangsit. Dari luar memang tak tampak ada sebuah museum sejarah, karena
museum berada tepat di belakang gedung prajurit Siliwangi. Museum yang terletak
di Jalan Lembong No 38, Braga, Sumur bandung, Kota Bandung ini memiliki luas
tanah sekitar 4.176 meter persegi dan luas bangunan sekitar 1.674 meter persegi
dengan bangunan yang memiliki dua tingkat.
Ketika sampai di gedung, hal pertama
yang dilakukan pengunjung adalah mengisi buku pengunjung di dekat tempat
penitipan barang, salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pengelola Museum
Mandala Wangsit yaitu tidak ada tiket masuk. Oih Solihudin selaku pemandu di
Museum Mandala wangsit ketika ditemui di tempat ia bekerja menuturkan, memang di museum itu tak
dikenakan tiket masuk, namun pengunjung hanya melakukan biaya secara sukarela.
“iya,
meskipun tidak dikenakan biaya, dengan biaya sukarela, artinya pengunjung pun
ikut berpartisipasi dengan menjaga kelestarian museum,” kata Oih Solihudin
Saat memasuki ruangan pertama di
museum, suasana sepi langsung menyergap. Tak ada pengunjung lain selain saya
dan seorang teman saya. Meskipun sepi, saya tetap melihat benda peninggalan
sejarah secara saksama. Tempat demi tempat, senjata demi senjata, saya lihat
dan membaca keterangan yang dipasang untuk memberikan informasi lebih lengkap
mengenai benda peninggalan sejarah tersebut.
Benda-benda
sejarah ditempatkan berdasarkan urutan kronologis, Oih mengatakan bahwa ada
tiga fase yang ditempatkan yaitu fase prakemerdekaan, detik-detik kemerdekaan,
dan pasca kemerdekaan. Penempatan itu membuat pengunjung melihat benda sejarah
secara berurutan, penempatan senjata maupun pakaian yang pernah dipakai oleh
pahlawan masa lalu, disusun secara rapih dan sangat terawat, sehingga keaslian
dari peninggalan pahlawan masih terjaga.
“Cara
merawat benda-benda museum dibersihakan
secara rutin. Perlakuan pembersihan berbeda antara kayu, kertas dan besi. Besi dan kayu dibersihkan dengan
minyak yang dikhususkan untuk keduanya,” ujar Oih.
Menurut
Oih, nama Mandala Wangsit sebenarnya dari Sansekerta yaitu Mandala yang artinya
tempat sedangkan wangsit berarti pesan. Jadi jika diartikan, Mandala Wangsit
artinya tempat yang memiliki pesan. Maksudnya pengunjung yang datang ke Museum Mandala
Wangsit diharapkan diberi pesan oleh pejuang kita, untuk meneruskan perjuangan.
Adanya benda-benda di museum ini seolah-olah
pengunjung diberi wangsit utuk meneruskan perjuangan di zaman sekarang yaitu
perjuangan dengan disesuaikan dalam bidang profesi masing-masing.
Benda-benda yang didapat museum ini
merupakan benda asli yang pernah digunakan saat zaman perang dahulu, benda
tersebut bisa berupa baju, senjata, atau benda-benda keseharian yang dipakai
oleh para pahlawan atau orang-orang yang terlibat dalam peristiwa sejarah.
Setelah menelusuri beberapa tempat di museum, tempat yang paling saya sukai
adalah adanya tempat yang menyimpan uang Negara Indonesia dari zaman Belanda
hingga uang kertas berwarna merah muda dengan nominal Rp100 yang saya ketahui.
Keunikan yang dimiliki Muesum
Mandala Wangsit adalah benda-benda yang di perlihatkan kepada pengunjung
merupakan benda asli dan beberapa benda duplikat ketika digunakan pada masa
prakemerdekaan, kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan. Selain senjata dan barang-barang
yang ada di museum ini, terdapat foto-foto yang menampilkan suasana pada masa
perang dahulu. Larangan yang harus diperhatikan ketika memasuki Museum Mandala
Wangsit adalah melarang untuk memotret lukisan, karena dikhawatirkan akan ada
pengunjung yang tidak bertanggung jawab untuk meniru karya orang lain.
“kebijakan
tersebut dilakukan untuk melindungi hak cipta” kata Oih,
Selama Oih Solihudin menjadi pemandu
museum, belum pernah mengalami adanya tindakan kriminal berupa hilangnya
barang-barang museum ataupun pengunjung yang jahil mengambil barang-barang
sejarah. Memang dibeberapa ruangan museum telah dipasangi CCTV untuk
mempermudah pengawasan kepada pengunjung.
Ketika berada di dalam museum, saya
bertemu seorang bapak yang mengajak seorang anak laki-lakinya untuk melihat
benda-benda bersejarah. Bapak tersebut dari seorang anak bernama Rangga, ia
mengajak anaknya ke museum karena bertepatan dengan hari libur sekolah, dan
bertujuan untuk mengenalkan benda bersejarah untuk anak
“Kita
bisa mengetahui sejarah karena para pahlawan di zaman dahulu,” ujarnya
Bukan hanya benda-benda asli yang
menjadi keunikan museum ini,di sini juga
terdapat mobil ambulans yang disulap menjadi museum keliling. Mobil
tersebut merupakan hibah dari rumah sakit di majalaya. Meskipun mobil ambulans
keluaran 1950, hingga kini mobil tersebut masih berfungsi dengan baik.
“Mobil
tersebut digunakan jika ada undangan-undangan yang berkaitan dengan sejarah,
maka kami menggelar museum keliling Mandala Wangsit, di dalamnya akan ada layar
yang menayangkan film2 perjuangan,” kata Kamaludin,
Ambulans
tersebut digunakan menjadi pagar betis saat penyergapan karto suwiryo.
Pengunjung lain yang datang ke museum yaitu dari TNI angkatan darat, Dance. Ia
sangat terkesan ketika mengunjungi museum Mandala Wangsit, karena ia bisa
mengetahui sejarah dan perjuangan Jawa Barat dan perjuangan Bangsa
Indonesia.Ohi mengatakan tujuan adanya museum ini adalah untuk pembinaan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta pembinaan sejarah mengenai perjuangan
rakyat Jawa Barat. “Untuk menyebar luaskan sejarah pejuangan,” tuturnya
Raudiya Nurfadilah Hayati
Komentar
Posting Komentar