TAK SELAMANYA APA YANG DIMILIKI
BISA BERTAHAN
Judul buku : Aku Ingin
Penulis : Kurnia Medew
Penerbit : Lingkar Mata
Cetakan : Agustus 2017
Halaman : 324 Halaman
Harga buku : Rp50.000,00-
.
Berjalan
dalam satu payung dan berlari melawan hujan. Apa yang akan kalian katakan jika
kalian tahu apa yang Kinar inginkan? Gadis dengan sejuta daun yang gugur. Yang
merasa bahwa hidupnya tidak adil. Tak ada satu pun yang bisa ia sombongkan
mengenai kenangan-kenangan sebagai malaikat kecil untuk langit dan pelanginya. Mimpi
ini, akankah kalian tertawakan? Telah tersadarkan bahwa tidak segala sesuatu
yang indah berawal dengan indah, pun tidak segala sesuatu yang indah berakhir dengan indah. Seperti cinta. Aku menilainya.
Bahkan tertekan karena cinta yang terbayang adalah hanya sebuah perpisahan.
Sangat tepat jika aku selalu menolak memikirkan hal rumit ini. Jatuh cinta
tidak pada waktunya hanya akan membuat jatuh terlalu dalam yang sangat
menyakitkan bahkan meninggalkan luka. Terlebih sangat miris jika luka itu
berada pada hati lain yang sampai menanggungnya sehari, dua hari, sampai bertahun-tahun.
Untuk itu, Aku yang tidak akan jatuh. Aku yang akan membangun. Karena jika aku
jatuh begitu dalam, maka Aku hanya akan membeli kenangan-kenangan dengan waktu.
Aku akan berjalan tegak dengan payung yang Aku punya. Sehingga setelah hujan
reda, yang Aku lihat hanya langit dan pelangi milikku. Yang Aku Ingin...
Novel Aku Ingin berkisah tentang persahabatan dan kisah hidup yang
dijalani oleh seorang gadis yang bertubuh mungil, cantik, dan pintar bernama
Kinar Rauda Alysha. Kinar merupakan anak yang jahil, tengil, cuek, tapi baik. Sejak
kecil Kinar dan Gian merupakan sahabat yang tak terpisahkan, persahabatan
antara Kinar dan Gian telah terjalin selama 12 tahun. Kisah dalam novel yang
ditulis oleh Kurnia Medew bisa menggabarkan persahabatan antara Kinar dan Gian
yang pastinya dalam sebuah persahabatan antara perempuan dan laki-laki tak
mungkin jika tidak memiliki rasa yang lebih dari sekadar sahabat, namun
perasaan cinta mereka tak pernah diungkapkan secara langsung. Cerita tersebut
bisa membuat penasaran pembaca akan kelanjutan cerita dari Kinar dan Gian.
Sebenarnya Kinar dan Gian memiliki
rasa yang lebih dari sahabat, namun keduanya memilih untuk tidak mengungkapnya.
Karena cinta yang terbayang oleh Kinar adalah hanya perpisahan, sehingga Kinar
berpikir bahwa jatuh cinta tidak pada waktunya hanya akan membuat jatuh terlalu
dalam dan meninggalkan luka.
Selain menceritakan persahabatan
antara Kinar, dan Gian. Penulis juga menyuguhkan bumbu-bumbu dalam persahabatan
mereka. Seperti yang dialami oleh Gian yang ternyata diam-diam ada seseorang
yang menyukai Gian, ia bernama Reyna. Kehadiran Reyna dalam kehidupan Gian
membuat Kinar cemburu, tetapi itu tidak berlangsung lama, hanya pada masa SMA
saja. Di SMA pula, Kinar mendapatkan sahabat baru, awalnya ia tak pernah
terpikirkan untuk mempunyai sahabat selain Gian, namun seiring berjalannya
waktu ia membuka hatinya untuk seseorang yaitu Chika dan juga teman bernama
Raffan.
Ketika memasuki dunia perguruan
tinggi, hal menyedihkan dialami oleh Kinar. Gian, sahabat yang paling mengerti
dan selalu ada untuk Kinar, meninggalkan Kinar untuk selama-lamanya, ia tak
dapat menyembunyikan kesedihan yang mendalam atas kepergian sahabatnya. Adanya
kejadian tersebut, Kinar lebih banyak mengurung di kamar. Sahabatnya, Chika mencoba
untuk menghibur Kinar. Mereka membuka galeri di handphone Kinar, didalamnya ternyata ada sebuah video yang direkam
oleh Gian. Dalam video tersebut, Gian menceritakan 12 kejadian yang dialami
oleh keduanya sesuai dengan lamanya persahabatan yang mereka jalin, melihat
rekaman tersebut membuat Kinar semakin rindu akan hadirnya Gian.
Penulis memberikan cerita mengenai
kehidupan pribadi dan mengenai dunia perkuliahan Kinar yang menarik dan membuat
penasaran. Disini pula ia bertemu dengan Meysha yaitu sahabatnya yang sama-sama
senang mengkoleksi perangko dan Kak Naldi yaitu ketua BEM sekaligus kakak dari
Chika. Kehidupan pribadi Kinar memang sudah diuji sejak ia memasuki tingkat
SMP, saat itu Bunda dan Ayahnya memilih untuk berpisah, kemudian Kinar memilih
untuk hidup bersama neneknya yang ia panggil Oma. Cita-cita dalam hidupnya
Kinar adalah menyatukan kembali Ayah dan Bundanya agar menjadi keluarga yang
utuh. Tetapi fakta mengejutkan terjadi ketika ia berkunjung ke rumah sahabatnya
yaitu Meysha. Didapati seorang pria yang Meysha panggil Papa ternyata adalah
ayah Kinar yang selama ini ia cari. Sedangkan di dunia perkuliahan, ia mengalami
cinta yang cukup rumit antara Chika, Raffan (teman SMA Kinar), Kak Naldi.
Kurnia
Meishinta Dewi atau yang biasa dipanggil Kurnia Medew, ia lahir di Purwakarta,
23 Mei 1997. Saat ini ia sedang menempuh S1 jurusan Keperawatan di Universitas
Padjadjaran. Selain novel “Aku Ingin”
ia juga pernah menerbitkan buku kumpulan cerpen dengan judul Cerita dari Sahabat”. Novel ini diterbitkan
pertama kali oleh Lingkar mata pada Agustus 2017. Disela-sela kesibukannya
menjadi mahasiswa, ia masih bisa menyempatkan waktunya untuk menyelesaikan buku
ini. Tema dari buku Kurnia Medew ini adalah mengenai persahabatan, sedikit
kisah cinta, dan mengenai keluarga. Novel ini memiliki sasaran pembaca yaitu
untuk kalangan remaja, karena novel ini menceritakan kehidupan yang dialami
oleh remaja dan latar yang disampaikan oleh penulis kebanyakan dilakukan di
lingkungan pendidikan.
Novel dengan 17 bab ini memiliki kelebihan
yaitu penyampaian emosi yang dialami oleh Kinar cukup baik dan saya sebagai
pembaca bisa menikmati cerita tersebut. Apalagi penyampaian cerita di bagian
VII dan VIII mengenai kepergian Gian, penulis berhasil membuat pembaca menitikkan
air mata. Sehingga pembaca bisa membayangkan seolah-olah itu benar terjadi.
Alur maju yang digunakan penulis dalam
bercerita membuat pembaca menikmati cerita yang diberikan. Penulis juga cukup
baik dalam merangkai sebuah cerita, sehingga cerita dari novel ini tidak
menimbulkan kebingungan. Dalam melakukan percakapan, penulis menggunakan
sebutan “gue lo” meski mulanya cukup aneh karena biasanya novel
yang saya menggunakan sebutan aku- kamu contohnya novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye, tetapi
mungkin penulis juga menyesuaikan dengan sasaran yang diinginkan penulis
sehingga sebutan tersebut digunakan oleh penulis. Dalam novel ini, penulis
memberikan nilai-nilai norma kesopanan, seperti membaca salam, mencium tangan
ketika akan berangkat sekolah. Gaya penulisannya pun tidak baku sehingga
memudahkan pembaca untuk berimajinasi.
Kelemahan dari buku ini, tata letak
tulisan tidak terlalu enak dilihat, entah memang ketentuan dari penerbit atau
memang suatu kesalahan dalam mencetak, banyak sekali kata yang tidak dipisah
sepeti takada, taklama, takingin, takakan, dan masih banyak lagi. Seharusnya
kata tersebut dipisah namun dalam novel ini hampir semua kata disatukan. Selain
itu ada kata typo yaitu ketika Meysha
dan Kinar pergi ke suatu tempat wisata namun yang ditulis justru Kinar dan
Chika, seharusnya penulis maupun tim bisa mencermati kembali kalimat yang
digunakan. jika dibaca dari kata-katanya sikap Kinar terlalu cepat berubah dan
membuat saya agak bingung dengan sikap yang dimiliki Kinar, sedangkan dalam
novel Tere Liye lebih luwes dalam
memberikan sikap dan sifat untuk tokoh novelnya.
Alhamdulillaah terima kasih sudah resensi novel Aku Ingin 😊
BalasHapushai raudiya
BalasHapus